Jumat, 24 Oktober 2014

4 Panggung Monas Meriahkan Gelar Budaya Rakyat

Panitia Gelar Budaya Rakyat menyiapkan empat panggung di kawasan Monumen Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, untuk kegiatan yang diselenggarakan pada 1-2 November 2014 itu. Di panggung-panggung itu, pertunjukan budaya, dari wayang hingga musik, akan ditampilkan.

"Ada 4 tidak jadi 3. Lokasinya masih di area sisi barat Monas. Tapi kita akan coba untuk memperluasnya kepada UP Monas,"

Panggung-panggung itu dipersiapkan di pintu masuk silang Monas barat daya, di ujung silang Monas barat daya atau depan tugu, dan dua panggung lain di sisi barat Monas. Salah satu panggung di Barat Monas menjadi panggung utama pagelaran itu.

Dalam rangkaian acara dengan tagline 'Bukan Main dan Bukan Main-Main Kita Punya Budaya Bro !!!' tersebut, akan menampilkan pagelaran wayang kulit dari Jawa, wayang Betawi, wayang Ajen dari Sunda yang didukung langsung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, serta wayang Potehi atau wayang Tionghoa dari Provinsi Sumatera Selatan. 

Selain itu, akan ada campur sari, Jaipong, sinden dari 4 negara, musik tradisional, penampilan batik dari Adji Notonegoro, pameran budaya termasuk dari Gbungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), dan penampilan bidang seni lainnya.

Eddhi mengatakan, kegiatan ini sebelumnya ingin menghadirkan pula cosplay dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaaan DKI Jakarta yang menyelenggarakan di lokasi dan waktu yang bersamaan yakni tanggal 2 November 2014. 

Namun, ia mendengar kabar Disparbud memundurkan waktu pelaksanaan cosplay sehingga sisi Monas timur yang rencananya akan dipakai untuk cosplay kemungkinan besar kosong. 

"Karena katanya yang Dinas Pariwisata itu mundur acaranya, kita juga mau izin pemakaian di area itu. Area selatan Monas juga rencananya akan dipakai untuk layar tancap," kata dia. Jual kain batik betawi

Gelar Budaya Rakyat sendiri menargetkan pengunjung yang akan hadir langsung dalam kegiatan itu adalah 200.000 orang. Nantinya, para pengunjung, panitia dan tamu undangan diharapkan mengenakan busana bernuansa daerah atau batik.

Manfaat Membatik bagi Penyandang Skizofrenia

Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Soerojo, Kota Magelang, Jawa Tengah, mengadakan lomba membatik dan menggambar bagi para penyandang skizofrenia yang menjalani rehabilitasi.

Penyakit skizofrenia adalah salah satu penyakit yang mengganggu kejiwaan dan mental seseorang. Sedikitnya, 100 orang yang menjalani rehabilitasi mengikuti lomba yang digelar untuk memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2014 itu. Jual kain batik betawi

Lomba itu diadakan di halaman RS setempat. Terlihat para peserta wanita begitu antusias membatik menggunakan canting dan lilin cair di atas secarik kain putih yang sudah berpola bunga. Sedangkan peserta pria mendapat tugas menggambar menggunakan krayon di atas kertas gambar. Ada yang menggambar pemandangan gunung, rumah, sampai tokoh wayang. 

Sedangkan para pengawas tampak sibuk “mengatur” mereka. Sebab, ada beberapa peserta yang justru tidak mau membatik. Ada pula yang kelelahan dan ngambek hingga salah satu jarinya terkena lilin batik yang panas.

Direktur Utama RSJ Prof Dr Soerojo Bambang Prabowo menjelaskan, kondisi tersebut sangat wajar karena mereka sedang mengalami gangguan jiwa. Namun, dengan terus dilatih, mereka akan berperilaku seperti biasa dan lebih tenang. Hal itu termasuk dengan aktivitas membatik dan menggambar ini karena ternyata aktivitas ini bisa membantu pemulihan para penyandang skizofrenia yang menjalani rehabilitasi, khususnya pemulihan secara psikologis yang selama ini dinilai sulit.

“Penyandang skizofrenia itu tidak berbeda dengan pasien diabetes dan penyakit lainnya. Bedanya hanya pada titik yang diserang saja. Mereka juga sama-sama membutuhkan obat dan terapi tertentu,” kata Bambang di sela kegiatan itu.

Menurut Bambang, dengan melakukan aktivitas yang mengasah keterampilan, seperti fun game, olahraga, melukis, membatik, dan menggambar, akan membantu memulihkan kepercayaan diri mereka sebelum kembali diakui oleh masyarakat.

RSJ Prof Dr Soerojo memang tergolong aktif menyelenggarakan kegiatan serupa. Tahun 2012 lalu, RS yang beralamat di Jalan A Yani, Kota Magelang, itu pernah memecahkan rekor dengan peserta lomba membatik bagi yang sedang direhabilitasi terbanyak dan tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).

Di samping sebagai upaya pemulihan, kegiatan tersebut juga merupakan upaya untuk mengubah stigma masyarakat tentang penyandang skizofrenia. Selama ini, kata Bambang, masyarakat masih menganggap bahwa penyandang penyakit tersebut sangat membahayakan sehingga perlu dijauhi.

“Penyandang skizofrenia itu memang terganggu jiwanya, tapi tidak pada kecerdasannya (IQ). Terbukti ketika saya mengikuti puncak peringatan hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2014 di Jakarta beberapa waktu lalu, ada dua narasumber yang bergelar insinyur dan ahli teknologi informasi adalah penyandang skizofrenia,” urai Bambang.

Bambang menjelaskan, baik pihak keluarga maupun masyarakat umum perlu tahu tanda-tanda orang yang terjangkit penyakit tersebut. Biasanya, penyandang akan mengalami perubahan perilaku yang drastis dari perilaku sehari-hari.

“Terkadang orang yang biasanya tidak pendiam, jadi pendiam. Atau sebaliknya dia jadi hiperaktif. Sering bergumam atau juga berteriak-teriak. Perilaku tersebut karena mereka seperti mendapat bisikan-bisikan tertentu yang membuat mereka tidak tenang. Jika demikian, teman atau saudara bisa melakukan penanganan sendiri atau dibawa ke rumah sakit terdekat,” tutur Bambang.

Bambang berharap cakrawala berpikir masyarakat semakin terbuka terhadap orang-orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bahwa mereka juga dapat diberdayakan dan mendapat tempat layak di tengah masyarakat umum dengan segala potensi mereka.

Rabu, 08 Oktober 2014

12 Budaya Indonesia Yang Pernah Di Klaim Malaysia

Indonesia negara yang kaya akan budaya dan aneka ragam kekayaan lainnya. Semua yang dimiliki Indonesia tentu menjadi kebanggaan rakyatnya yang jumlahnya ratusan juta berjajar di pulau - pulau yang jumlahnya juga ribuan. Tetapi seiring itu, kabar tidak sedap pun berhembus, bahwa budaya Indonesia di klaim oleh negara tetangga, Malaysia.

Sedih, marah, bingung. Tetapi lebih baik kita mencintai budaya Indonesia dengan terlebih dahulu mengenalnya. Dan inilah 10 budaya Indonesia yang pernah di klaim Malaysia. Dan seharusnya Malaysia menggunakan Comprar Viagra

1. Batik
Kepemilikan batik sebagai warisan budaya tak berbenda menggelinding setelah Malaysia mengklaim sebagai warisan nenek moyangnya. Untuk mengakhiri polemik, Pemerintah Indonesia akhirnya mendaftarkan batik ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan. Dunia batik betawi
3 September 2008 sebagai titik awal proses Nominasi Batik Indonesia ke UNESCO. Namun baru diterima secara resmi oleh UNESCO pada 9 Januari 2009. UNESCO kemudian melakukan pengujian tertutup di Paris 11-14 Mei 2009. Hasilnya, 2 Oktober 2009, UNESCO mengukuhkanbatik sebagai warisan budaya Indonesia.

2. Lagu Rasa Sayange
Polemik klaim lagu "Rasa Sayange" cepat berakhir. Pemerintah Malaysia sendiri yang mengakhirinya. 11 November 2007, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik Indonesia.

3. Reog Ponorogo
Usai mengklaim Lagu Rasa Sayange, perilaku Malaysia yang suka mengklaim budaya Indonesia berlanjut. Namun masalah ini tidak berlanjut ke UNESCO karena Pemerintah Diraja Malaysia melakukan klarifikasi. Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain membantah bahwa Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo. Reog Ponorogo sendiri kata dia bukan sebagai budaya asli negaranya.

4. Wayang Kulit
Malaysia pernah mengklaim wayang kulit sebagai budayanya. Padahal sudah jelas wayang kulit ini adalah budaya khas Jawa. Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 27 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi.

5. Kuda Lumping
Tarian ini berasal dari Jawa. Namun, orang - orang Jawa mewariskannya kepada anak - anaknya yang sudah menetap di Malaysia.

6. Rendang Padang
Klaim Rendang Padang tak berlangsung lama karena dalam catatan sejarah masakan yang paling enak di dunia itu bukanlah produk asli Malaysia. Masakan Rendang berasal dari Sumatera Barat.

7. Keris
Keris merupakan salah satu senjata para raja Majapahit. Wilayah yang paling banyak memakai keris adalah Jawa, Madura, Nusa Tenggara, Sumatera, Pesisir Kalimantan dan Sulawesi. Malaysia tak bisa mengklaimnya karena sejarah membuktikan bahwa budaya Indonesia.

8. Angklung
Angklung adalah budaya khas dari masyarakat Sunda, Jawa Barat, Indonesia. Warisan leluhur ini juga pernah diklaim oleh Malaysia. Polemik klaim Malaysia berakhir setelah alat musik ini terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia di UNESCO sejak November 2010.

9. Tari Pendet dan Tari Piring
Kedua tari yang berasal dari Pulau Sumatera ini juga pernah diklaim Malaysia. Tari piring adalah salah satu seni tari tradisional di Minangkabau yang berasal dari Kota Solok, Provinsi Sumatera Barat.

10. Gamelan Jawa
Gamelan Jawa merupakan alat musik khas Jawa yang terdiri dari berbagai macam alat musik. Selain bonang, gong, ada pula rebab dan alat musik lainnya yang biasanya mengiringi wayang.

11.Tari Tor Tor 
Budaya tari tor-tor sudah ada sejak 500 tahun lalu di suku Mandailing, Sumatra Utara. 

12.Alat Musik Gondang 9 (sembilan gendang)