Batik Betawi umumnya berbahan dasar kain katun, berbentuk sarung
atau kain panjang, berwarna cerah dan tidak sogan atau coklat seperti pada
batik Jawa. Terdapat lima motif pokok yang setiap motifnya bisa diperkaya
dengan motif tambahan lainnya. Kelima motif tersebut adalah motif pucuk rebung,
belah ketupat, kain panjang pagi-sore, Hokokai, serta buket atau karangan
bunga. Ciri khas batik Betawi yaitu kain sarung dengan menonjolkan motif
Tumpal, yaitu bentuk motif geometris segitiga sebagai barisan yang memagari
bagian kepala kain dan badan kain. Saat dikenakan, Tumpal harus ada di bagian
depan dan mengandung arti sebagai penolak bala. Motif burung hong juga masuk
dalam ciri khas batik Betawi sebagai perlambang kebahagiaan sebagai bukti
pengaruh cina.
Batik Betawi memiliki corak tersendiri yakni batik
pesisir dan bukan hanya itu, motif Betawi lainnya yang sering digunakan oleh
None Jakarta sering kali disebut sebagai motif pucuk rebung atau tumpal
tombak yang hingga saat ini None Betawi diwajibkan untuk memakai motif batik
tersebut. Dahulu sentra industri batik di Jakarta terdapat didaerah Karet
tengsin, Bendungan hilir, Palmerah dan Kebon kacang. Dalam tradisi orang
Betawi, batik lazim dipergunakan dalam aktivitas sehari-hari, baik aktivitas
dirumah, pergi mengaji, bepergian, upacara adat seperti nujuh bulanin (tujuh
bulanan), pesta perkawinan, khususnya digunakan sebagai pelengkap kebaya
None, kebaya Nyak, dan kebaya Kerancang (Encim) maupun pakaian Ujung
serong (Jas Demang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar